Samâ', tarian sakral yang pertama kali diajarkan oleh Maulana Jalaluddin Rumi (1207-1273), sang penyair-sufi agung asal Persia. Samâ’ adalah upacara atau ritual yang diadakan sebagai pengantar para penari kepada sublimasi antara makhluk dengan Penciptanya atau antara manusia dengan Allah Swt. Upacara ini berisi syi'ir-syi'ir yang masing-masing mengandung makna.
Tarian mistis yang penuh simbolisme ini pertama kali menginspirasi Rumi setelah kehilangan guru spiritual yang sangat dicintainya, Syamsuddin Tabrizi. Ia adalah seorang darwis misterius yang bagaikan magnet mampu menyedot seluruh perhatian Rumi, hingga orientasi spiritual Rumi berubah secara dramatis, dari seorang teolog dialektis menjadi seorang penyair-sufi. Kemisteriusan Syams membuat putera Rumi menyepadankannya dengan Khidr
Bagi Rumi menari adalah Cinta. Dan Rumi tak berhenti menari karena ia tak pernah berhenti mencintai Tuhan. Hingga tiba saatnya di suatu senja 17 Desember 1273, ia dipanggil Sang Maha Kuasa dalam keadaan diliputi Cinta Ilahi.
Setelah wafatnya Rumi , tarekat Maulawiyah tetap melestariakn tarian ini.
UNESCO menetapkan tarian ini sebagai buah karya agung dalam tradisi lisan yang tidak ternilai harganya.
Pemerintah Mesir, melalui departemen kebudayaan bekerjasama dengan penyelenggara tour dan travel memfasilitasi acara kesenian ini yang terbuka untuk umum, khususnya wisatawan asing.
Saat menyaksikan di Wikalah el Ghouri, belakang masjid al-Azhar, Cairo, Egypt dilarang melakuka pengambilan video, hanya foto yang diperbolehkan, namun bagi wisatawan asing, ini adalah momen dalam hidup sehingga dengan nekat banyak yg merekam tarian ini meski scurity berkali-kali mengingatkan, termasuk saya.
No comments:
Post a Comment